Pengusaha Logistik Lebih Baik Distribusi Vaksin oleh BUMN

Jakarta, CNN Indonesia --

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan pihaknya tidak dilibatkan dalam proses logistik atau distribusi vaksin corona sejak awal, dari merek Sinovac hingga Moderna yang membutuhkan rantai pendingin (cold chain) hingga minus 20 derajat celcius.

Ketua ALI Mahendra Rianto menyebut untuk barang publik kritikal seperti vaksin Covid-19 memang sebaiknya tidak diserahkan kepada pihak swasta.

Tujuannya, agar tidak menimbulkan kecemburuan antara perusahaan jasa swasta dan menghindari komersialisasi vaksinasi.


Toh, menurut dia, BUMN punya rantai pasok yang memadai. Di sisi lain, BUMN juga memiliki fungsi kewajiban pelayanan publik (PSO) yang diemban, sehingga ia menilai tugas tepat diberikan kepada perusahaan pelat merah.

Mahendra menyebut pengusaha swasta hanya dilibatkan dalam pembuatan protokol logistik. Namun, untuk distribusinya diberikan kepada BUMN.

"Kami tidak dilibatkan dan sebaiknya karena ini adalah barang kritikal, maka harus ditangani oleh BUMN secara rantai pasokannya, pengiriman, dan distribusi sampai ke tempat vaksinasinya agar terkontrol dan terhindar dari motif bisnis," katanya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (17/7).

Dewan Pembina ALI Zaldy Ilham Masita menilai dengan fasilitas infrastruktur cold chain yang dimiliki Indonesia, vaksin yang membutuhkan rantai pendingin hingga minus 70 celcius hanya bisa didistribusikan di kota besar seperti Jabodetabek, Surabaya dan kota besar yang memiliki fasilitas canggih.

Meski pihak Moderna dan Pfizer sudah menyiapkan packaging penyimpanan sesuai suhu yang dibutuhkan, namun daya tahan penyimpanannya tidak lama.

Sehingga ia menyarankan agar vaksin disuntikkan kurang dari 1 bulan sejak tiba di Indonesia untuk mengurangi resiko kerusakan vaksin karena tempat penyimpanan yang tidak memadai.

Kendati memiliki PR besar menyiapkan rantai pendingin bervariasi untuk 7 jenis vaksin di RI, namun Zaldy yakin Kementerian Kesehatan telah menyiapkan logistik, penyimpanan, dan distribusi vaksin Moderna dan Pfizer ketika mendapatkan hibah.

"Sebaiknya Moderna didistribusikan di ibu kota saja," ucap dia.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan memakai tujuh merek vaksin Covid-19 berbeda dalam memerangi pandemi covid-19, yakni Sinopharm, AstraZaneca, Pfizer, Moderna, Novavax, Merah Putih, dan Sinovac.

Ketujuh vaksin mensyaratkan tujuh suhu pendingin yang berbeda. Misal dari Sinovac hanya dibutuhkan suhu pendingin 2-8 derajat celcius, sedangkan Pfizer membutuhkan pendinginan minus 70 derajat celcius.

(wel/dea)

[Gambas:Video CNN]

0 Response to "Pengusaha Logistik Lebih Baik Distribusi Vaksin oleh BUMN"

Post a Comment